28 Agustus 2020
TRADISI PAGERAN/BERSIH DESA LINGKUNGAN SINGOLANGU
Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan.Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Maka sesaji diberikan kepada danyang, karena danyang dipercaya sebagai penjaga sebuah desa. Dengan demikian, upacara bersih desa diadakan di makam danyang. Di desa yang mempunyai pengaruh muslim kuat, upacara bersih desa diadakan dilaksanakan di Masjid. Adapun isinya adalah doa-doa dalam Muslim. Sementara, di beberapa desa yang tidak memiliki makam danyang, upacara bersih desa diadakan di rumah Kepala Desa maupun di Pendopo Kantor Kepala Desa. Bersih desa juga dimaknai sebagai ungkapan syukur atas Panen, maka upacaranya dilakukan setelah panen padi berakhir.
Tujuan Bersih desa adalah, sebagai upacara adat, memiliki makna spiritual di baliknya. Pertama-tama bersih desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat. Selanjutnya, upacara bersih desa bertujuan untuk memohon perlindungan kepada danyang sebagai penjaga sebuah desa. Terakhir, tujuan bersih desa adalah untuk memohon berkat agar hasil panen berikutnya melimpah. Selain itu, bersih desa juga memuat tujuan solidaritas di dalamnya. Makanan yang menjadi santapan bersama adalah hasil sumbangan warga sendiri.
Tidak jauh berbeda dengan desa lain, Lingkungan Singolangu selalu menggelar kegiatan Bersih Desa yang sering disebut dengan Pageran. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Muharam/Sura tepatnya pada malam jum'at legi. Rangkaian kegiatan ini diawali dengan dengan acara Pageran ,pemasangan sesaji (cukbakal) yang dipasang di 5 titik desa. Yang dipimpin oleh Juru Kunci Desa dan diikuti Oleh Lurah, Kaling beserta Pengawal dan Para muda-mudi Lingkungan Singolangu dengan Busana Baju Surjan beserta Blangkon Bagi kaum Laki-laki. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan Tirakatan / doa bersama yang diikuti semua warga, dilanjutkan dengan Slametan dan makan bersama.
Kegiatan Berlanjut pada jum'at siang tepatnya ba'dha sholat jum'at yaitu pagelaran Seni Karawitan dan Seni Reog Ponorogo. Untuk Pelaksanaan Seni Karawitan berpusat di Lapangan Lingkungan Singolangu. Untuk Seni Reog Ponorogo diarak keliling desa.
Dengan adat Bersih Desa/Mejemukan yang merupakan warisan adat istiadat sebagian bangsa Indonesia ini seyogyanya dipertahankan dan dilestarikan agar jangan musnah. Hal ini perlu diketahui oleh generasi muda sebagai generasi penerus bangsa yang perlu menjiwai nilai-nilai luhur bangsa yang berdasar Pancasila.